Matius 7:1 adalah satu
dari ayat Alkitab yang terkenal, yang merupakan kutipan di dalam Perjanjian
Baru yang menyimpulkan agar tidak menghakimi sesama agar kita juga tidak
dihakimi juga nanti. Banyak yang
mengutip ayat ini dan menyimpulkan bahwa tidak ada manusia yang boleh
menghakimi kecuali Allah sendiri, karena jika manusia menghakimi sesama berarti
melakukan kejahatan dan itu adalah pelanggaran kepada Hukum Allah. Apakah pernyataan diatas itu bisa
dibenarkan? Benarkah pernyataan yang
menganggap bahwa memang satu kejahatan jika kita manusia menghakimi orang lain?
Di dalam buku Roma
3:23 Firman Tuhan berkata dengan jelas bahwa kita semua sudah berdosa dan
kehilangan kemuliaan Allah. Inilah alasan yang dapat diterima mengapa manusia
tidak pantas menghakimi sesama. Karena
hanya orang atau oknum yang tidak bersalah saja yang bisa menghakimi orang yang
bersalah. Menghakimi sesama adalah satu
dosa. Tetapi kita perlu tahu dengan
jelas konteks ayat tadi dan sesungguhnya kita bisa menghakimi dalam konteks
penghakiman yang benar.
Matius 18:15 berkata
bahwa jika saudara kita melakukan pelanggaran dosa terhadap kita, pergilah dan
beritahu kepadanya tentang dosanya itu secara empat mata. Jika dia mendengarkan dan bertobat, maka
selesailah sampai disitu……Ide ini juga terdapat dalam Lukas 17:3 yang berkata
jika saudaramu melanggar perintah Tuhan , tegurlah dia dan jika bertobat ,
ampunilah dia.
Masalah di dalam
menghakimi tidak datang dari hal sederhana dan sekedar tahu diantara dua hal
yang benar dan salah. Tetapi didalam
respons manusia secara alami dalam menghakimi sesama lebih dari sekedar
menghakimi diri kita sendiri. Lukas 6:42
berkata “ Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah
aku mengeluarkan selumbar yang ada di dalam matamu, padahal balok yang di dalam
matamu tidak engkau lihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari
matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu
dari mata saudaramu."
Perhatikanlah ayat
tadi, Tuhan tidak pernah berkata agar membiarkan masalah saudara-saudara kita,
tapi kita perlu untuk menyelesaikan masalah kita yang pertama kali dan kemudian
barulah kita bisa menegor dan menyelesaikan masalah orang lain. Sekali lagi, disini ternyata kita boleh
melakukan penghakiman yang benar sesuai Alkitab.
Tanggung jawab
mendasar sebagai orang Kristen adalah menolong saudara-saudara kita yang
membutuhkan. Hal ini bukan hanya kebutuhan dunia tetapi juga kebutuhan rohani
dunia. Pada saat kita berdosa , kita tahu bahwa kadangkala membutuhkan sokongan
dari lingkungan kita untuk “menghalalkan” masalah dosa kita. Disinilah kita mendapatkan krisis iman atas
cobaan dunia yang datang kepada kita.
Sayangnya tidak selalu mudah untuk meminta pertolongan yang kita
perlukan. Kita harus percaya kepada
saudara-saudara kita untuk “menghakimi” bahwa kita perlu pertolongan dan
menjadi cukup kuat dan matang di dalam Roh dalam pertolongan yang ditawarkan
tadi.
Ada saat-saat di dalam
kehidupan kita harus menghakimi. Kunci
untuk menghakimi adalah melalui Roh
Kasih. Karena dengan ini penghakiman yang
kita jalankan akan dilaksanakan dengan benar dan sesuai dengan kehendak Tuhan. Matius 7:2, jika kita menghakimi ,
usahakanlah menolong saudara kita dalam Roh Kasih kemudian kita bisa
mengharapkan kasih yang sama dari Tuhan ketika DIA menghakimi kita.
Shalom bapak, ibu dan saudara/i yang dikasihi oleh Tuhan. Apakah ada diantara bapak, ibu maupun saudara/i yang pernah mendengar tentang Shema Yisrael dan V'ahavta? Kalimat pernyataan keesaan YHWH ( Adonai/ Hashem ) dan perintah untuk mengasihiNya yang dapat kita temukan dalam Ulangan/ דברים/ Devarim 6 : 4 - 5 yang juga pernah dikutip oleh Yeshua/ ישוע/ Yesus di dalam Injil khususnya dalam Markus 12 : 29 - 31( juga di Matius 22 : 37 - 39 dan Lukas 10 : 27 ), sementara perintah untuk mengasihi sesama manusia dapat kita temukan dalam Imamat/ ויקרא/ Vayikra 19 : 18. Mari kita pelajari cara membacanya satu-persatu seperti yang akan dijabarkan di bawah ini :
BalasHapusUlangan/ דברים/ Devarim 6 : 4 - 5, " שְׁמַ֖ע יִשְׂרָאֵ֑ל יְהֹוָ֥ה אֱלֹהֵ֖ינוּ יְהֹוָ֥ה ׀ אֶחָֽד׃. וְאָ֣הַבְתָּ֔ אֵ֖ת יְהֹוָ֣ה אֱלֹהֶ֑יךָ בְּכׇל־לְבָבְךָ֥ וּבְכׇל־נַפְשְׁךָ֖ וּבְכׇל־מְאֹדֶֽךָ׃. "
[ Cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa Ibrani yang berlaku, " Shema Yisrael! YHWH [ Adonai ] Eloheinu, YHWH [ Adonai ] ekhad. V'ahavta e YHWH [ Adonai ] Eloheikha bekol levavkha uvkol nafshekha uvkol me'odekha ]
Imamat/ ויקרא/ Vayikra 19 : 18, " וְאָֽהַבְתָּ֥ לְרֵעֲךָ֖ כָּמ֑וֹךָ. "
[ Cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa Ibrani yang berlaku, " V'ahavta l'reakha kamokha " ]
Untuk artinya dapat dilihat pada Alkitab LAI.
Diucapkan juga kalimat berkat seperti ini setelah diucapkannya Shema
" . בָּרוּךְ שֵׁם כְּבוֹד מַלְכוּתוֹ לְעוֹלָם וָעֶד. "
( Barukh Shem kevod malkuto, le'olam va'ed, artinya Diberkatilah Nama yang mulia, KerajaanNya untuk selamanya )
🕎✡️🐟🤚🏻👁️📜✍🏼🕯️❤️🤴🏻👑🗝️🛡️🗡️🏹⚖️⚓🕍✝️🗺️🌫️☀️🌒⚡🌈🌌🔥💧🌊🌬️❄️🌱🌾🍇🍎🍏🌹🍷🥛🍯🦁🦅🐂🐏🐑🐎🦌🐪🕊️🐍₪🇮🇱