Waktu kami (saya dan istri ) berkunjung ke Manado, dimana saat itu kami menghadiri Ceramah atau Seminar Penatalayanan Gereja. Tidak diduga-duga, salah seorang keluarga kami (kakak ipar istri saya) yang kebetulan juga menghadiri seminar yang saya ikuti, meninggal dunia dengan cepat.
Kisahnya adalah ketika pada hari Jumat Habel (suami dari Henny Karundeng) pada pagi hari sebelum mengikuti seminar penatalayanan, dia mengeluh sakit perut dan tidak enak badan. Tetapi karena keinginan yang tinggi untuk menghadiri acara seminar di Manado, maka dia paksakan ikut kesana. Kebetulan saya memakai sepeda motor dan saya bonceng dia.
Setelah beberapa saat kami sampai di Hotel Aryaduta tempat seminar dilaksanakan, Habel mengalami muntah-muntah dan akhirnya harus beristirahat di ruang/kamar hotel dimana Pdt.Y. Bindosano berada. Pada saat itu saya sementara mengikuti seminar dan tidak mengetahui keadaan dari Habel. Nanti setelah beberapa saat baru kami ketahui bahwa Habel sakit dan istirahat di ruang Pdt. Bindosano.
Hari Sabtu Habel lebih parah sakitnya, sehingga dia tidak bisa pergi ke gereja. Hari Minggu pagi dia dibawa ke rumah sakit di Lembean untuk perawatan intensif disana karena keadaannya yang semakin parah.
Pada Hari Minggu inilah beliau meninggal dunia, walaupun dia sempat kelihatan sehat sesaat. Kami semua keluarga tidak mengira itu terjadi, karena waktu meninggalpun kami semua tidak mengetahui. Setelah beberapa waktu, akhirnya kami tahu bahwa Malaria Tropicana yang menyerang kakak kami ini ternyata sangat berbahaya.
Tapi kami semua pasrah dan menyerahkan sepenuhnya ke dalam tanganNYA.
Saat penghiburan juga kami sempat disana dan sempat mengambil beberapa gambar dari Almarhum.
Kisahnya adalah ketika pada hari Jumat Habel (suami dari Henny Karundeng) pada pagi hari sebelum mengikuti seminar penatalayanan, dia mengeluh sakit perut dan tidak enak badan. Tetapi karena keinginan yang tinggi untuk menghadiri acara seminar di Manado, maka dia paksakan ikut kesana. Kebetulan saya memakai sepeda motor dan saya bonceng dia.
Setelah beberapa saat kami sampai di Hotel Aryaduta tempat seminar dilaksanakan, Habel mengalami muntah-muntah dan akhirnya harus beristirahat di ruang/kamar hotel dimana Pdt.Y. Bindosano berada. Pada saat itu saya sementara mengikuti seminar dan tidak mengetahui keadaan dari Habel. Nanti setelah beberapa saat baru kami ketahui bahwa Habel sakit dan istirahat di ruang Pdt. Bindosano.
Hari Sabtu Habel lebih parah sakitnya, sehingga dia tidak bisa pergi ke gereja. Hari Minggu pagi dia dibawa ke rumah sakit di Lembean untuk perawatan intensif disana karena keadaannya yang semakin parah.
Pada Hari Minggu inilah beliau meninggal dunia, walaupun dia sempat kelihatan sehat sesaat. Kami semua keluarga tidak mengira itu terjadi, karena waktu meninggalpun kami semua tidak mengetahui. Setelah beberapa waktu, akhirnya kami tahu bahwa Malaria Tropicana yang menyerang kakak kami ini ternyata sangat berbahaya.
Tapi kami semua pasrah dan menyerahkan sepenuhnya ke dalam tanganNYA.
Saat penghiburan juga kami sempat disana dan sempat mengambil beberapa gambar dari Almarhum.
Almarhum Habel Tanaty yang terbujur kaku namun seperti seorang yang tidur sambil menunggu Pagi Cerah.
Inilah keluarga kami (istri saya, Nita, Grace, Kakak kami Meity)
Bersama dengan keluarga
Jemaat Yordan yang turut mengambil bagian di dalam lagu penghiburan
Pdt. Rudy Frans ketika memberikan renungan penghiburan
Kakak kami Meity di depan jenazah Almarhum Habel Tanaty
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
thank you for your attention.