Pekabaran tentang kemakmuran dalam
keuangan adalah satu topic hangat saat ini dalam dunia agama dan sudah banyak
dipaparkan oleh banyak pengkhotbah.
Beberapa ayat Alkitab memperingatkan tentang perangkap kekayaan yang
negative. Ayat yang lain mengatakan
bahwa Allah memberikan “kemampuan untuk memperoleh kekayaan” (Ulangan
8:18). Pada permukaannya kedengaran
seperti bertentangan satu sama lain.
Tetapi secara keseluruhan, semuanya saling melengkapi satu sama
lain. Ketika menjadi kaya, atau apapun
namanya; jika kita tidak mengerti maksud
sesuatu , sebagai manusia, kita cenderung untuk menjadikannya negative. Dan di dalam ekonomi KeAllahan, tidak ada
bedanya untung karena kekayaan atau mencari kekayaan.
Yang dimaksud kekayaan adalah
bukanlah sesungguhnya yang dimiliki seseorang dalam konteks ini, tetapi dalam konteks bagaimana cara mengelola
kekayaan yang dimiliki. Kenyataannya adalah
kita harus menilai awalnya dari apa yang kita miliki lebih dulu, kemudian
keputusan apa yang kita jalankan dalam melaksanakan hidup ini dalam mengelola
kekayaan itu. Disinilah yang akan
menilai baik dan buruknya kekayaan itu bagi diri kita. Apakah kekayaan yang kita kelola akan
mendatangkan keselamatan dan kemuliaan bagi Tuhan atau kesombongan dan berhala
bagi kita.
Dari perspektif alkitab, maksud
kekayaan bukanlah kestabilan keuangan, mobil, rumah, dll: atau segala hal yang membuat kita mendapatkan
kekayaan itu. Memang Allah senang
melihat kita bisa menikmati keuntungan karena kekayaan yang kita miliki.
Dalam tulisan bahasa Inggris sangat
jelas dikatakan "Let
the LORD be magnified, who has pleasure in the prosperity of His servant
"Psalms 35.27
Kemudian dalam Ulangan 8:18 berkata
:
·
8:18 Tetapi haruslah engkau ingat
kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk
memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya
dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini.
·
Tetapi dalam ekonomi Allah, dalam
menikmati keuntungan kekayaan haruslah untuk memuliakan Tuhan di bumi ini. Sesuai yang dimaksudkan secara pribadi bagi
kita. Allah akan mengarahkan kepada kita
apa yang seharusnya dilakukan bagi Nya melalui kekayaan itu. Dan hasil penggunaan kekayaan itu dapat
dilihat melalui buah Roh dan jiwa-jiwa yang memuliakan Tuhan atau bahkan
menobatkan banyak orang.
Konflik muncul ketika kita
kebingungan dalam mengelola uang dan maksudnya; atau menjadikan uang prioritas
dalam hidup ini. Dan banyak kali uang
menjadikan kita rakus dan serakah, keluar dari maksud yang diberikan Tuhan
. Mungkin banyak dari kita tidak tahu
maksud uang dalam perspektif Alkitab.
Anda bekerja, membayar tagihan, membeli barang-barang penting, menabung dan
memberikan kepada gereja untuk maksud mulia:
yang mana sebenarnya yang berharga?
Allah itu progresif. Dia suka melihat kita memberikannya kepada
orang lain and menumbuhkannya bagi diri kita sendiri. Bagaimanapun, jika maksud kita memperoleh
kekayaan adalah untuk membeli baju, mobil dll;
maka kita akan secara tetap merasa tertekan. Mengapa demikian? Karena uang akan memberikan keuntungan secara
pasti dengan maksud yang semu, dan inilah yang dinamakan materialism. Uang selalu dikonsumsikan; dan hal ini tidak akan pernah menumbuhkan
kepada sesuatu yang pasti. Sekalipun
kelihatan anda memberikan kepada orang miskin dan membeli Alkitab. Itulah kasus yang kita semua hadapi.
Alkitab mengatakan bahwa Allah member
kita kemampuan untuk memperoleh kekayaan.
Dia peduli pada kita untuk memberikanNya 10% bagi pekerjaanNya; dan Dia
juga menjaga yang sisa 90%, tetapi di dalam cara bagaimana kita mengelolanya
bagi kehidupan dan tanggung jawab.
Ada waktu dimana kita boleh
menggunakan keuangan kita secara berlebihan dengan alasan tertentu. Tetapi kita harus berusaha untuk tidak
memastikan hidup ini, tetapi apa yang dimaksudkan adalah satu musiman—bahkan jika
musiman itu lebih lama daripada yang diharapkan. Allah memelihara hubungan anda, termasuk
hubungan dengan uang dalam hidup anda bukan hanya sumbangan.
Jadilah seimbang dalam mengelola
keuangan, bijaksana dan dengan baik menjalankannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
thank you for your attention.